Cocopeat: Media Tanam Organik dari Sabut Kelapa

Sysca Gevoni

Cocopeat adalah media tanam yang terbuat dari serbuk sabut kelapa yang telah diproses menjadi bentuk yang lembut dan halus. Cocopeat memiliki banyak keunggulan sebagai media tanam, antara lain:

  • Cocopeat memiliki pH yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, yaitu antara 5,0 hingga 6,8.
  • Cocopeat memiliki tekstur yang mudah menyerap dan menyimpan air, sehingga tanaman tidak mudah kekeringan.
  • Cocopeat merupakan media tanam yang ramah lingkungan, karena berasal dari bahan alami dan dapat digunakan berulang kali.
  • Cocopeat mengandung fungi Trichoderma sp yang dapat melindungi tanaman dari serangan fungi patogen.
  • Cocopeat dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman, baik yang berkayu keras maupun yang berdaun lembut.

Cara Membuat Cocopeat

Cocopeat dapat dibuat sendiri di rumah dengan menggunakan peralatan sederhana. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat cocopeat:

  • Ambil sabut kelapa secukupnya kemudian potong kecil-kecil menggunakan gunting.
  • Giling potongan sabut kelapa ke dalam mesin penggiling, blender, atau chopper hingga halus. Jika tidak ada mesin penggiling, pisahkan serat dengan cara menggosokkan sabut satu sama lain menggunakan tangan.
  • Setelah penggilingan, pisahkan bubuk sabut dari seratnya menggunakan saringan.
  • Campurkan air secukupnya ke bubuk sabut yang sudah terkumpul hingga kandungan garamnya hilang dan berubah wujud menjadi empuk dan halus.
  • Simpan campuran bubuk sabut dalam wadah selama 12 hingga 16 jam hingga mengembang.
  • Setelah itu, tiriskan bubuk sabut kemudian jemur gambut yang tersisa di bawah sinar matahari selama satu hari.
  • Cocopeat sudah siap digunakan.

Cara Menggunakan Cocopeat Sebagai Media Tanam

Cocopeat biasanya digunakan sebagai media tanam campuran. Biasanya, dalam 1 pot terdapat 30 persen tanah, 30 persen kompos organik, 20 persen cocopeat, dan 20 persen serbuk kayu. Semua bahan tersebut dicampur sampai merata dan masukkan ke dalam pot atau polybag untuk digunakan sebagai media tanam.

Artikel Menarik Lainnya  Cara Mengatasi WC Mampet karena Pembalut dengan Mudah dan Cepat

Cocopeat juga dapat digunakan sebagai media tanam hidroponik, yaitu tanpa menggunakan tanah. Dalam hal ini, cocopeat harus diberi larutan nutrisi tambahan agar tanaman mendapatkan asupan hara yang cukup.

Cocopeat juga dapat digunakan sebagai media mencangkok, yaitu metode pengembangbiakan tanaman dengan cara memotong ranting atau cabang tanaman induk dan menempelkannya pada media tanam baru. Berikut ini adalah langkah-langkah mencangkok menggunakan cocopeat:

  • Siapkan alat dan bahan berupa cocopeat, plastik atau keresek, pisau yang kuat dan tajam, tali atau karet ban dalam bekas, paku sepanjang 10 cm, ember untuk menampung air, dan campuran 1:1:1 berupa tanah subur, pupuk kandang, dan serbuk gergaji. Jangan lupa tambahkan bawang merah yang sudah dihaluskan.
  • Masukkan campuran tanah, pupuk, serbuk gergaji, dan bawang merah dalam plastik gula berdiameter 5 cm, padatkan, dan ikat sesuai jumlah tanaman yang akan dicangkok.
  • Pilih ranting atau cabang tanaman induk yang sehat dan subur, lalu potong dengan pisau secara melintang sepanjang 2 cm dan membelah sepanjang 1 cm.
  • Masukkan paku ke dalam belahan ranting atau cabang, lalu bungkus dengan plastik yang berisi campuran tanah tadi. Ikat rapat-rapat dengan tali atau karet ban dalam bekas.
  • Siram air ke dalam plastik hingga basah, lalu tutup rapat dengan plastik lainnya. Pastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam plastik.
  • Tunggu hingga akar tumbuh di dalam plastik, biasanya sekitar 2 hingga 3 minggu. Setelah itu, potong ranting atau cabang dari tanaman induk dan tanam di tempat yang diinginkan.

Perbandingan Cocopeat dengan Media Tanam Lainnya

Berikut ini adalah tabel perbandingan cocopeat dengan media tanam lainnya, yaitu tanah, pasir, dan arang sekam.

Media Tanam Kelebihan Kekurangan
Cocopeat – pH sesuai untuk tanaman
– Menyimpan air dengan baik
– Ramah lingkungan
– Mengandung fungi Trichoderma sp
– Fleksibel untuk berbagai tanaman
– Kandungan hara rendah
– Perlu larutan nutrisi tambahan
– Perlu proses pengolahan sebelum digunakan
Tanah – Kandungan hara tinggi
– Mudah didapat dan digunakan
– pH bervariasi tergantung jenis tanah
– Rentan terhadap hama dan penyakit
– Berat dan sulit dibersihkan
Pasir – pH netral
– Menyediakan aerasi yang baik
– Ringan dan mudah dibersihkan
– Kandungan hara rendah
– Perlu larutan nutrisi tambahan
– Tidak menyimpan air dengan baik
Arang Sekam – Menyediakan aerasi yang baik
– Mengandung unsur hara seperti kalium dan fosfor
– Ramah lingkungan
– pH rendah (asam)
– Perlu larutan nutrisi tambahan
– Tidak menyimpan air dengan baik

Baca Artikel Lainnya

Bagikan:

Sysca Gevoni

Sysca Gevoni

Gadis muda berpendidikan tinggi, Sysca Gevoni, memadukan kecerdasannya dengan cinta pada desain rumah modern dan interior. Membawa inovasi dan gaya ke dalam setiap proyek dengan semangat muda yang enerjik.

Tinggalkan komentar